KONTAK PERKASA FUTURES - Kuatnya sentimen negatif yang muncul dari Uni Eropa (UE) membuat pasangan EUR/USD masih akan berada dalam tekanan. Meskipun data ekonomi Amerika Serikat (AS) cenderung lesu, namun belum cukup kuat untuk mengangkat pasangan kurs tersebut berada di zona hijau. Analis HFX Internasional Berjangka Ady Phangestu mengungkapkan, pergerakan EUR/USD tidak banyak terpengaruh rilis data Non Farm Payroll (NFP) AS September. Padahal data yang dirilis jauh di bawah ekspektasi pasar 145.000, yakni menjadi 136.000 atau lebih rendah dari capaian Agustus.
PT KONTAK PERKASA - "Sejatinya euro telah mengalami pelemahan yang panjang terhadap dollar AS, karena pertumbuhan ekonomi Uni Eropa yang melemah," kata Ady kepada Kontan.co.id, Minggu (6/10). Ditambah lagi, pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dan pembelian asset belum cukup kuat mendongkrak pergerakan EUR. Disusul munculnya isu resesi dari Jerman, lantaran indikator manufaktur negara tersebut turun 2,7% month to month pada Juli 2019. Catatan indeks manufaktur tersebut, sekaligus jadi penurunan terbesar sejak Februari, sekaligus menandakan penurunan tajam terhadap permintaan domestik dan asing.
PT KONTAK PERKASA FUTURES - Menurut Ady, hal tersebut menjadi sentimen yang cukup kuat mempengaruhi pergerakan EUR mengingat Jerman merupakan leader bagi ekonomi Uni Eropa. Selain itu, dua peristiwa penting juga menjadi acuan prospek pergerakan pasangan EUR/USD lebih lanjut. Pertama, terkait laporan Federal Open Market Committee (FOMC) terhadap prospek ekonomi AS. Kedua mengenai pandangan pasar dan The Fed terhadap kenaikan suku bunga di masa depan.
Dalam pernyataan FOMC terakhir, pada 31 Juli 2019 menunjukkan pandangan beragam, dua perbedaan pendapat untuk kebijakan stabil, dua peserta menginginkan pemangkasan suku bunga sebanyak 50 bps, dan sebagian menginginkan suku bunga acuan tetap stabil atau tetap. Secara teknikal, Ady menilai pergerakan EUR/USD didominasi aksi jual. Harga masih berada di bawah slope moving average (MA)14, MA50 dan MA200, jika diukur rata-rata kenaikan pekan lalu hanya berkisar 23%. Dengan catatan, diukur dari harga tinggi yang terbentuk pada Juni dan harga low yang baru terbentuk dengan Fibonacci Retracement.
Sementara itu, dari dukungan indikator sentiment RSI harga masih berada di zona merah jual, di bawah level 50 sejak Juni. Kondisi tersebut, sedikit memberikan indikasi divergensi yang bias, yang didukung oleh pola candle yang lemah. "Harga 1.10000 akan menjadi level yang pantas jika pasangan ini mengalami kenaikan, di mana harga ini juga berada pada kisaran 38,2% FR. Namun untuk sampai di harga tersebut, EUR/USD membutuhkan usaha yang kuat di tengah sentimen negatif terhadap Uni Eropa," jelas Ady.
Untuk perdagangan Senin (7/10) Ady memperkirakan pergerakan pasangan EUR/USD masih cenderung flat atau moderat, dengan rekomendasi jual sementara. Jika harga psikologis 1.1000 mampu dilalui, pasangan ini akan berhadapan dengan MA200 yang berada di level 61,8% FR. Dengan begitu, level resistance berada di level 1.1000, selanjutnya di harga 1.1025 dan 1.1075.
Source : kontan.co.id