PT KP PRESS - Tren kenaikan harga batubara yang saat ini sudah menembus level US$ 80 per metrik ton diprediksi masih akan berlanjut hingga awal tahun depan. Meskipun begitu, investor diminta selalu waspada lantaran level saat ini sudah rawan koreksi. Pada Senin (14/12), harga batubara Newcastle kontrak pengiriman Maret 2021 di ICE Futures berada di US$ 80,50 per metrik ton.
KONTAK PERKASA FUTURES - Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengungkapkan, level US$ 80 per metrik ton sangat wajar untuk ditembus saat ini. Itu didukung oleh sentimen fundamental spesifik yakni faktor musiman. Jelang musim dingin di akhir tahun, permintaan terhadap batubara diyakini bakal meningkat, termasuk dari konsumen terbesar seperti China. Wahyu juga menambahkan, hasil analisis dari Wood Mackenzie memprediksi impor batubara China bakal meningkat di Desember 2020. Jumlah tersebut berpotensi naik dari sebelumnya 9,5 juta ton menjadi 20 juta ton di Desember 2020.
PT KONTAK PERKASA - Asal tahu saja, langkah pembatasan impor batubara yang dilakukan China, sukses membuat harga batubara melonjak tepat saat permintaan Negeri Tirai Bambu meningkat. Pembatasan impor juga dilakukan Australia dan berdampak pada peningkatan harga alternatif angkutan laut seperti dari Indonesia dan Afrika Selatan. Ironisnya, Wahyu menambahkan kalau kenaikan harga tersebut juga menyeret batubara thermal Australia lebih tinggi. Sementara China harus menelan pil pahit bahwa harga batubara domestiknya berada di atas harga rata-rata.
PT KONTAK PERKASA FUTURES - "Wajar harga saat ini tembus US$ 80 per metrik ton. Hanya saja, harga wajar akan kembali dekati ke US$ 70 per metrik ton lagi. Tapi kapan koreksi? Sepertinya belum terlihat jangka pendek ini," ujar Wahyu kepada Kontan, Senin (14/12). Sebelumnya, jika harga batubara domestik melonjak China berpeluang untuk melonggarkan keran impornya. Namun dengan masalah perang dagang Australia, membuat ruang untuk membuka impor kurang menguntungkan.
Source : kontan.co.id